Kementerian Daya serta Sumber Daya Mineral (ESDM) menggerakkan customer Marine Fuel Oil (MFO) memakai produk PT Pertamina (Persero). Langkah ini untuk mendesak import Bahan Bakar Minyak (BBM).
Wakil Menteri Daya serta Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menjelaskan, pemerintah berupaya supaya BBM type MFO yang di produksi dari kilang minyak Pertamina, dapat diserap customer dalam negeri. Mengenai customer MFO di negeri ialah perusahaan tambang serta kapal.
Pemerintah berupaya untuk produksi MFO Pertamina dapat dibeli oleh perusahaan tambang, kapal yang perlu MFO," kata Arcandra, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (7/2/2019).
Menurut Arcandra, dengan menggerakkan pemakaian MFO yang di produksi Pertamina, maka kurangi import BBM. Karena sampai kini keperluan MFO dalam negeri dipenuhi dari import.
"Mereka import, untuk kurangi import jadi kita matching-kan dengan produksi Pertamina," katanya.
Dia juga pun menyebut PT Vale Indonesia Tbk ,salah satunya pemakai BBM type MFO, untuk menyamai produk MFO yang dipakai perusahaan itu.
"Matching pada produk MFO dari Pertamina dengan keperluan MFO dari beberapa company diantaranya Vale," pungkasnya.
PT Pertamina (Persero) mengaplikasikan digitalisasi pada penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) ke kendaraan. Perihal ini untuk mempermudah pencatatan BBM yang telah di jual di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Chekidot : harga pagar besi
harga pagar minimalis
Direktur Pemasaran Pertamina Mas'ud Khamid menjelaskan, aplikasi digitalisasi pada penyaluran BBM dikerjakan tahun ini, dengan mengandeng PT Telko Indonesia menjadi penyuplai jaringan internet.
"Mulai tahun ini digitalisasi sewa ke Telkom. Telkom yang mempersiapkan kelak kita bayar ke Telkom," kata Mas'ud, di Jakarta, Kamis (31/1/2019).
Mas'ud mengutarakan, piranti digital akan dipasang pada keran penyaluran BBM ke kendaraan (nozzle), di SPBU. Dengan arah untuk mempermudah pencatatan penjualan BBM, hingga data BBM yang terjual bisa lebih detil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar