Miliarder sekaligus juga bekas CEO Starbucks, Howard Schultz nampaknya tidak main-main waktu menjelaskan bisa menjadi presiden Amerika Serikat (AS) selanjutnya. Bila dipilih jadi Presiden AS, miliarder ini menyatakan jika kepemimpinannya berlainan dari Donald Trump.
Seperti yang dikutip Forbes, Howard Schultz memang berusaha dengan upayanya sendiri. Dia tinggal di dalam rumah subsidi simpel di Brooklyn, serta mulai kerja di Starbucks pada 1982, yang saat itu hanya kedai kopi biasa.
Sekarang ini, Starbucks telah mempunyai lebih dari 15 ribu cabang serta keseluruhan kekayaan sang miliarder sudah sampai USD 3,4 miliar atau seputar Rp 47,5 triliun. Perihal ini pula yang membedakannya dari Trump.
Trump lahir di keluarga kaya raya serta ayahnya saat itu ialah pengembang property populer yang tinggal di seputar rumah Schultz. Bapak Trump sudah diakui untuk mengatasi keperluan property buat beberapa orang terpenting, termasuk juga Presiden AS.
Ketidaksamaan berikut yang membuat kebijaksanaannya nantinya jelas akan berpihak beberapa orang kecil, sebab Schultz sendiri datang dari bawah.
Dengan pengalaman berbisnisnya, Schultz mengakui mengerti benar bagaimana tata komunikasi dengan pemilik kebutuhan (stakeholder)--investor, karyawan, pemerintah serta customer. Sedang Trump yang mengurus usaha privat pasti tidak mempunyai kemampuan sama.
Schultz janji akan memisahkan masalah usaha serta penyalonan presidennya. Walau sudah tinggalkan Starbucks, namanya masih tetap terdaftar menjadi pemegang saham perusahaan lebih dari 3 %, yang berharga USD 2,5 miliar atau seputar Rp 34,9 triliun.
Diluar itu, point plus yang dibawa Schultz ialah kekuatannya pimpin. Hidup serta berkembang dalam dunia usaha membuat mengerti jika dia bukan orang terpintar serta dapat semuanya.
Simak Yuk : harga daun pintu
harga kusen jendela
Malah, dia memerlukan pertolongan orang yang lain yang lebih pandai darinya. Ia paham benar bagaimana mengambil orang untuk kerja dengannya supaya bisa sampai arah bersamanya.
Style kepemimpinan ini dipandang berlainan dari Trump, yang berkata, "Saya bisa mengakhirinya sendiri." waktu Konvensi Nasional Republikan sekejap sesudah dia jadi presiden.
Dibanding berkata semacam itu, Schultz akan menjelaskan, "Kami siap untuk lakukan apakah yang terpenting buat Amerika", lebih baik dibanding kerja sendiri."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar