Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fary Djami Francis memberi beberapa catatan pada Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tentang program Kendaraan Bermotor Listrik (KBL). Menurutnya, satu diantara usaha untuk percepat program KBL dibutuhkan peraturan yang pas target.
"Mengapa mobil listrik di China jadi benar-benar berkembang? sebab ada suport pemerintah yang pas target. Baik itu elemen dan suport pembangunan infrastruktur," tuturnya dalam diskusi di Jakarta, Kamis (29/8).
Fary mengemukakan suport pemerintah China pada perubahan mobil listrik disana cukup bertindak besar. Hingga, bukan suatu yang susah untuk meningkatkan mobil listrik disana.
Oleh karenanya dibutuhkan suport riil dari peraturan seperti Ketentuan Pemerintah (Permen) bahkan juga bila dibutuhkan koreksi Undang-Undang jalan," harga bahan bangunan tambah ia sebagai kordinator lapangan.
Sesaat terkait dengan pemberian stimulan, Fary minta supaya pemerintah lebih waspada serta tegas dalam pengembangannya. Jangan pernah katanya, pemenuhan import untuk elemen mobil listrik malah membuat pemakaian bahan balu lokal jadi lemah.
" jangan pernah ada interferensi faksi asing contohnya seperti pabrik nanun persetujuan akan mengacaukan," tuturnya.
Ia memberikan tambahan, tidak hanya pemberian stimulan yang pas target, spesial pemakai mobil listrik nanti diberi stimulan lain. Salah satunya yaitu bebas ongkos parkir, sampai terlepas dari ganjil genap.
"Jika gratis serta bebas ganjil genap dikerjakan maka menggerakkan warga berubah. Dibikin menarik investasi supaya harga jual di luar potensi tingkat warga," katanya.
Sudah diketahui, pemerintah sudah sah keluarkan ketentuan mengenai mobil listrik. Ketentuan itu tertuang dalam Ketentuan Presiden (Perpres) Nomer 55 tahun 2019 mengenai Pemercepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) berbasiskan baterei Untuk Transportasi Jalan.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi menjelaskan, pemerintah menggerakkan peningkatan mobil listrik di Indonesia untuk lebih diaplikasikan pada transportasi publik sebelum di jual jadi angkutan pribadi.
"Tempo hari saya diskusi dengan beberapa asosiasi, terhitung dengan Gaikindo dan lain-lain, memang jika kita meningkatkan ini lebih jauh. Saya lebih condong menggerakkan detail untuk angkutan umum dahulu," tutur ia di Jakarta, Jumat (23/8/2019).
Jadi bentuk implementasi, dia mengatakan, hal tersebut dapat diaplikasikan pada beberapa angkutan umum berkapasitas tampung besar seperti bis.
Source : bloghargamaterial.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar