Jumat, 24 Agustus 2018

Negara Kanggoro Memutuskan Kerjasama Dengan Huawei

Huawei dilaporkan kembali mendapatkan penolakan untuk penyelenggaran jaringan di salah satunya negara. Kesempatan ini, penolakan berasal dar pemerintah Australia berkaitan pengadaan jaringan 5G di negara itu.
Diambil dari News AU, Jumat (24/8/2018), langkah ini diambil dengan pertimbangan keamanan negara. Pemerintah Australia menyebutkan keterlibatan 'perusahaan yang dipandang memiiliki jalinan dengan pemerintah lainnya serta memiliki masalah dengan ketentuan Australia' sangat beresiko.
Walau tidak langsung menyebutkan nama Huawei, banyak pihak menyebutkan pengakuan itu mengacu pada perusahaan asal Tiongkok itu. Sebetulnya, bahasan pemblokiran Huawei di Australia telah di ketahui publik semenjak Juni 2018.
" Susah untuk mengkompromikan masalah jaringan telekomunikasi sebagai kebutuhan nasional, " papar salah seseorang anggota partai Liberal Australia saat itu. Di lain sisi, Huawei menyanggah pihaknya akan menyerahkan data pemakai di Australia pada pemerintah Tiongkok.
Ketetapan ini dapat berimbas pada perusahaan tehnologi asal Tiogkok lainnya, yaitu ZTE. Perusahaan itu di ketahui ikut pasarkan beberapa hp di negara Kangguru itu.
Menyorot ketetapan itu, Huawei Australia juga menunjukkan kekecewaannya dengan ketetapan yang diambil oleh pemerintah. Menurut Huawei, perusahaannya sudah mendatangkan tehnologi nirkabel yang aman saat hampir 15 tahun.
" Ketetapan ini adalah perihal yang menyedihkan buat customer. Huawei ialah pemimpin 5G dunia, " catat perusahaan dalam Twitternya. Sampai sekarang ini, pemerintah Australia dilaporkan masih tetap teguh pada keputusannya.
Tidak hanya Australia, Amerika Serikat juga jadi salah satunya negara yang mencekal kedatangan Huawei. Perusahaan piranti asal Tiongkok itu ditenggarai punya potensi memata-matai masyarakat melalui produk mereka.
Akhirnya, semenjak 2012 beberapa perusahaan AS dilarang beli piranti dari Huawei yang dipandang meneror keamanan nasional.
Ada keseluruhan enam tubuh intelijen AS yang mengimbau kewaspadaan dalam menggunakan produk Huawei serta ZTE karena permasalahan perlindungan info.
Hal tersebut dikatakan di depan Senate Intelligence Committee (Komite Intelijen Senat).
Direktur FBI serta CIA juga mengemukakan saran mereka yang memberi referensi pada rakyat AS supaya tidak menggunakan beberapa produk yang diduga, seperti yang dikutip dari CNBC.
Hal tersebut ditenggarai ada keraguan kemampuan melakukan modifikasi atau mengambil info untuk kebutuhan jahat, dan dalam melakukan spionase.
Perusahaan telekomunikasi AS seperti AT&T serta Verizon juga membatalkan penjualan beberapa produk Huawei karena himbauan dari pemerintah AS.
Baca juga : sms tahun baru 2019
Lihat juga : dp bbm tahun baru 2019
Tidak hanya Huawei, produk ZTE juga alami nasib yang sama. Terakhir, Kanada juga turut dianjurkan AS untuk siaga pada produk Huawei, tetapi pihak Kanada tidak lakukan pencekalan.
Pada CNET, CEO Consumer Business Grup Huawei Richard Yu menampik tuduhan dari pihak AS, serta mengutarakan mereka bekerja dengan 46 dari 50 operator global.
Awal mulanya, Huawei lewat juru bicaranya pastikan pada customer, perusahaan tidak memilliki kemauan untuk meneror serta punya potensi lakukan serangan pada keamanan siber.
Perusahaan yang dibangun di Kota Shenzhen ini dapat memandang pemerintah AS semata-mata berupaya menghalangi usaha mereka.
" Huawei sadar lingkup aktivitas-aktivitas pemerintahan AS yang kelihatannya mempunyai tujuan menghalangi usaha Huawei di pasar AS, " kata seseorang jubir dalam pengakuannya.
Diluar itu, Huawei juga tunjukkan jika perusahaan mereka diakui oleh 170 negara didunia.
" Huawei diakui oleh pemerintah serta pelanggan di 170 negara di semua dunia serta tidak memberi resiko keamanan siber yang semakin besar dari vendor ICT manakah juga, " katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar